Di masa pandemi Covid-19, gawai menjadi barang tak terpisahkan saat Belajar Dari Rumah (BDR). Bak bumerang, gawai juga menimbulkan efek buruk pada penggunanya, terutama pada anak usia balita. Bagaimana pengelolaan gawai untuk mendukung pembelajaran dari rumah?
Di masa pandemi, pembelajaran untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah hendaknya jangan sampai melibatkan tatap muka. Karena, pada usia tersebut, anak belum bisa dipahamkan tentang arti menjaga jarak, ketika bertemu teman-temannya. Oleh karena itu, ia berharap seluruh pendidikan tak melangsungkan pendidikan tatap muka.
Diakui, pembelajaran dari rumah membuat orangtua, khususnya ibu, merasa terbebani. Terlebih, jika keseharian orangtua bekerja. Akibatnya, tak jarang di antara mereka menjadi “guru dadakan” yang galak. Apalagi jika panduan pembelajaran dari sekolah dianggap memberatkan.
Agar pembelajaran di rumah tetap nyaman dan menyenangkan, kami menyarankan agar pihak sekolah melibatkan orangtua dalam membuat kurikulum pembelajaran, termasuk waktu pembelajaran. Orangtua pun bisa membuat suasana yang hampir sama dengan kebiasaan saat bersekolah, misalnya menggunakam seragam atau pakaian rapi yang disukai anak, membawa buku, tas, atau perlengkapan sekolah lainnya.
Meski pembelajaran dilakukan dengan pendampingan orangtua, namun guru juga mesti memberikan panduan kepada orangtua terkait pembelajaran tematik. Baik agama, moral, fisik dan motorik, kognitif, dan sebagainya.