MINAN – Keberhasilan dan kesuksesan lembaga pendidikan tidak lepas dari peran serta pengajar dan pengelola pendidikan. Maka dari itu perlu adanya kesinambungan untuk menyatukan hati, pikiran dan gagasan untuk menggapainya. Kegiatan yang tercantum dalam FASIH (Foundation and School in Harmony) merupakan rapat dinas antara yayasan Ethical Munawwaroh dan MI Narrative Quran dalam rangka mengevaluasi kinerja, merancang program dan memberikan informasi kekinian terhadap dunia pendidikan.
Rapat yang dilaksanakan hari Selasa, 23 Maret 2021 ini di hadiri oleh semua dewan asatidz MINAN dan dipimpin langsung oleh kepala Madrasah, Ustadzah Lilik, wakakur, miss Eva, dan Ketua Yayasan, Ibu Elil. Bertempat di Warung Apung Lamongan membuat suasana lebih fresh dan menyenangkan.
Rapat yang bertemakan SWOT Analysis to improve performance at MI Narrative Quran Lamongan berfokus pada performa ustadz-ustadzah dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran yang baik kepada mukmin. “Kita menggunakan analisis SWOT untuk mengetahaui kelebihan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk MINAN lebih baik”, paparan Bu Elil selaku ketua yayasan pada rapat dinas. “Semua orang yang ada di MINAN harus berjiwa ke-MINAN-an dan harus menghilangkan ke-aku-an ketika berada di madrasah”, imbuhnya untuk solusi dan motivasi kepada dewan asatidz.
Tidak lupa juga Kepala Madrasah MINAN juga memberikan pengarahan terkait layanan yang sesuai dengan SOP (Standart Oprasional Prosedur) MINAN. “Mari kita tingkatkan pelayanan terhadap mukmin maupun mujahid disemua sector, terutama pada waktu penyambutan kedatangan dan kepulangan mukmin”,Arahan dari Kamad untuk semua tenaga kependidikan MINAN. Semua peserta rapat mengapresiasi dan berkomitmen tentang pelayanan ini. Karena dengan pelayanan yang baikakan menunjukkan kualiatas suatu lembaga.
Diakhir rapat dinas ada sedikit unek-unek dari dewan asatidz agar apa yang kurang diperhatikan dan itu urgent bisa mendapat perhatian lebih dari lembaga. “Kita harus menerapkan kembali kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah berjalan di MINAN tapi sempat fakum karena masa pandemic ini”, kata ustadz Adi mewakili unek-unek dewan asatidz.
Di MINAN kebiasaan-kebiasaan baik memang tidak menjadi kurikulum pembelajaran formal. Akan tetapi untuk menciptakan karakter yang baik harus dibiasakan, seperti sarapan bahasa, juma’t berbagi dan lain-lain. “ya, itu harus. Kita harus mengaktifkan kebiasaan-kebiasaan baik itu lagi”, jawab ustadzah Lilik selaku kamad di akhir rapat.
