
Al-Quran – Ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Quran secara tertulis seperti yang kita temui saat ini, terdiri dari beberapa unsur antara lain; huruf hijaiyah, harokat, tanda waqaf dan washal, tanda ayat, tanda maqra’ tanda nama surat serta tanda juz. Mengetahui unsur-unsur tersebut sangat penting sebagai dasar untuk mahir membaca Al-Quran.
Baca Juga: Belajar Huruf Hijaiyah (Dasar Penting Mahir Baca Al-Quran: Bagian 1)
Sejarah Harakat
Perkembangan tulisan mushaf Al-Quran hingga sampai pada bentuk tulisan seperti saat ini melalui fase yang panjang. Dimulai oleh para sahabat ketika Nabi Muhammad hidup. Ketika wahyu turun kepada Nabi Muhammad ada beberapa sahabat yang secara personal diminta oleh Rasulullah untuk menulisnya.
Karena keterbatasan, media yang digunakan ketika itu bermacam-macam seperti pada pelepah qurma, kulit hewan, batu dan sebagainya.
Tulisan-tulisan tersebut yang kemudian di kumpulkan saat Abu Bakar menjadi khalifah, atas saran Umar bin Khattab, dengan alasan banyak huffadz yang gugur dalam perang melawan kaum murtad dan nabi palsu.
Hingga setelah mushaf ditulis ulang pada masa Usman bin Affan, perkembangan tulisan disempurnakan dengan tanda titik dan syakkal atau harokat pada masa Ali bin Abi Thalib dengan meminta Abu al-Aswad Ad-Duali. Dari situ maka kita mengenal sebanyak 11 jenis harokat yang memiliki fungsi masing-masing.
Mengenal harokat tidak kalah penting dari mengenal huruf dan namanya. Melalui harokat suatu huruf dapat diketahui pola bunyi yang harus dikeluarkan. Meskipun sistem harokat ini tidak menjadi baku dalam semua kata atau kalimat bahasa Arab tertulis. Namun dalam tulisan Al-Quran, sistem harokat memiliki konsensus penggunaan yang sangat urgen. Jika dalam tulisan latin, harokat hampir sepadan dengan fungsi huruf vokal secara terbatas. Jika dalam tulisan Jawa Hanacaraka (Carakan), maka harokat sepadan dengan sandhangan.
Fungsi Harakat
Harakat adalah makna harfiah bagi “gerakan”, dan fungsi Harakat adalah:
- Perubahan suara
- Mengubah arti kata
- Menjadikan makna lebih akurat
- Harakat memiliki fungsi penanda gramatikal yang khusus
- Menunjukkan gender dalam beberapa kasus
- Dapat mengubah satu lafal isim tunggal menjadi kata kerja
Harakat Pokok
Dari 11 harokat tersebut terdapat, tiga harokat pokok, sebagai berikut:
- Fathah, satu garis mendatar yang terletak di bagian atas huruf. Suara yang dikeluarkan ketika membaca huruf berharakat fathah adalah dengan suara huruf vokal A, contoh: فَ (dibaca fa). Atau dibaca dengan suara huruf O, seperti O yang terdapat pada kata “laron”, jika pada huruf ro‘ dan huruf isti’la‘ (خ، ص، ض، ط، ظ، غ، ق), contoh: طَ (dibaca tho).
- Kasrah, satu garis mendatar yang diletakkan di bagian bawah huruf. Suara yang dikeluarkan ketika membaca huruf berharakat fathah adalah dengan suara huruf vokal I, contoh: كِ (dibaca ki), غِ (dibaca ghi).
- Dhummah, satu garis mendatar dengan bagian ujung kanan yang membentuk lingkaran, diletakkan di bagian atas huruf. Suara yang dikeluarkan ketika membaca huruf berharakat fathah adalah dengan suara huruf vokal U, contoh: فُ (dibaca fu), خُ (dibaca khu).
Pemanaman pemahaman awal mengenai harakat pokok ini sangat penting, sebelum mengenal macam harakat yang lain. [] (mma)